WHO
IS FATIMA?
Damayanti
Qawariyyun
adalah kota yang sangat diminati oleh para penuntut ilmu karena memiliki
sejarah peradaban yang tinggi disertai budaya dan arsitekturnya yang menarik.
Kota tersebut terdapat sejarah unik yang
terjadi pada abad ke-9 tentang seorang wanita bernama Fatimah Al-Fihri
yang lahir pada tahun 800 M di Tunisia.
Fatima telah memecahkan stigma yang berbunyi bahwa perempuan tidak memiliki
kekuatan untuk menjadi sosok penting dalam peradaban dunia, khususnya pada pendidikan.
Wanita keturunan muslim ini memiliki sejarah kental asal mula terciptanya
Universitas pertama dan tertua di dunia. Hal tersebut berdasarkan informasi dari
Guinnes Book of World dan UNNESCO yang menyatakan bahwa Universitas
Al-Qawariyyun adalah universitas tertua
di dunia didirikan pada Abad ke-12. Tidak hanya itu, bukti lain juga
terdapat pada Leo Africanus seorang penulis dan filsuf terkenal asal Yahudi dan
Paus Sylvester yang masih aktif membawa nama Fatima sebagai wanita inspiratif
baik dari segi kedermawanan maupun kontribusinya dalam membangun pendidikan.
Fatima Al-Fihri, memiliki garis keturunan bangsawan dari
ayahnya Mohammed Al-Fihri yang merupakan seorang pedagang kaya raya pada masa
pemerintahan Idris II. Dalam perniagaan ayahnya, Fatima dan kakaknya Mariam
tidak hanya memperdalam ilmu agama, akan tetapi ikut berkecimpung dalam dunia
bisnis, arsitektur, dan sains sehingga banyak pengalaman serta pengetahuan yang
dimiliki oleh mereka. Sang ayah memiliki sikap luhur dan memahami bagaimana
cara mendidik anaknya yang merupakan seorang wanita. Mohammed Al-Fihri
menginginkan para putrinya dapat bermanfaat dan memiliki pengaruh baik terhadap
sekitarnya. Mohammed Al-Fihri tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan
baginya kedua hal tersebut merupakan hal terpenting dalam perkembangan dunia. Perempuan
memiliki peran sendiri begitupun pria. Oleh karenanya, Mohammed Al-Fihri
menjadikan pendidikan sebagai wahana dan solusi dalam memecahkan beragam problematika
terutama kemiskinan. Mohammed Al-Fihri sangat menghargai dan menjunjung tinggi
nilai pendidikan.
Saat
Mohammed Al-Fihri telah dipanggil oleh maha kuasa, kedua putrinyapun mewarisi
harta kekayaan sang ayah. Fatimah dan kakaknya berinisiatif mempergunakannya
untuk kepentingan masyarakat dengan membangun Masjid Andalusia yang menjadi salah satu masjid tertua di
Maroko. Tidak sampai di situ, Fatima ikut mempergunakan hartanya untuk
membangun lembaga pendidikan. Fatima dan kakaknya sangat memperhatikan
kesejahteraan masyarakat baik masa kini maupun masa yang akan datang. Bangunan
yang mereka dirikan dijadikan sebagai
tempat kaum penuntut ilmu baik laki-laki maupun perempuan. Karena Fatima telah
pengalaman dalam bidang rekontruksi pembangunan, Fatima pun langsung mengawasi
dan membimbing proses pembuatan Universitas Al-Qawariyyun.
Sebelumnya,
Universitas Al-Qawariyyun hanya mengajarkan Al-Quran dan Fikih kemudia
diperluas dengan dibukanya bidang Matematika, Linguistik Arab, Kedokteran,
Astronomi, Kimia, Sejarah, dan Geografi. Bidang studi tersebut dibuka secara
umum, tidak hanya muslim tetapi terdapat mahasiswa Kristen dan Yahudi. Selain
itu, pendidikan tersebut diberikan secara gratis dengan kemampuan Fatima yang
cerdas dalam membangun kerja sama dan mensponsori seluruh institute. Dengan
demikian, banyak lulusan Universitas Al-Qawariyyun yang datang dari berbagai
kalangan.
Jauh
sebelum Universitas Bologna dan Oxford, Al-Qawariyyun merupakan Universitas
yang lebih dulu menghasilkan lulusan-lulusan cendikiawan yang tidak hanya ahli
dalam bidang keagamaan akan tetapi para filsuf dan lainnya sehingga banyak
lahirnya sumber daya manusia yang sampai saat ini telah membekali para penuntut
ilmu. Universitas Al-Qawariyyun telah menghasilkan para lulusan terkenal
seperti Abul Abbas seorang ahli hukum, Muhammad Al-Fasi yang merupakan pemikir
terkemuka pada masanya, Ibnu Khaldun seorang Sosiolog juga ahli Geografi, dan
masih banyak lainnya. Universitas tersebut yang telah berusia 1200 tahun yang
lalu, dan telah menghasilkan lulusan lebih dari
8.000 dengan berbagai keahlian dunia. Warisan Fatimah ini, menjadi
sumber belajar dan isnpirasi terbaik.
Fatima Al-Fihri telaah
berhasil mencetak catatan sejarah lewat kotribusinya sebagai pendiri
universitas pertama yang telah berusia lebih 1000 tahun yang lalu. dedikasinya
menjadikan tidak hanya wanita muslim tetapi seluruh dunia bahwa wanita mampu
dalam membangun perdaban dunia, terutama bagi seorang ibu yang merupakan
madrasah pertama untuk anak-anaknya. Kisah Fatima Al-Fihri seharusnya
memotivasi para wanita lainnya untuk semangat dalam meraih cita-cita dan
berpikir cerdas ketika menghadapi tantangan di masa kini dan yang akan datang.
Hal ini lebih diutamakan peran seorang ibu untuk menghasilkan anak-anak tidak
hanya berintelektual tetapi baik dalam bersikap dan bertutur. Selain itu, tokoh
Fatima Al-Fihri menguatkan jati diri pada wanita untuk tidak mudah terpengaruh
pada pergaulan negatif dan lemah dalam menghadapi beragam permasalahan terutama
dalam rumah tangga. Hal ini seharusnya menjadi pijakan bagi kaum wanita untuk
selalu berusaha membawa diri yang lebih baik.
Dari
dulu hingga saat ini, banyak fenomena negatif yang terjadi pada perempuan.
Mulai dari anggapan bahwa perempuan hanya melayani suami atau di dapur, tidak
boleh berkesplorasi dan mengikuti majelis, tidak ada kewajiban untuk mengenyam
pendidikan karena dianggap mahkhluk yang lemah, bahkan tidak sedikit banyak
terjadinya tindak diskriminasi berupa kekerasaan dalam rumah tangga, pelecehan,
dan lain sebagainya. Hal tersebut benar-benar merupakan sikap tidak toleran
terhadap kaum perempuan yang seharusnya juga memiliki hak dalam menempuh
pendidikan dan mengetahui kondisi lingkungan. Melalui sejarah ini, terdapat
seorang pria yaitu ayah dari Fatimah yang sama sekali tidak berpikir demikian
melainkan mendorong putri-putrinya untuk belajar, mandiri, dan harus
berkontribusi pada masyarakat. Hal ini mengartikan bahwa laki-laki juga turut
serta dalam membentuk wanita yang cerdas dan beradab.