Senin, 10 Juni 2019


UPAYA HIDUP SEHAT MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA INFORMASI
           
            Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam berlangsungnya segala aktivitas manusia. Karena dengan tubuh yang sehat dan segar akan menjadi keberhasilan bagi setiap orang dalam melakukan aktivitas seperti bekerja, belajar, berorganisasi, ibadah, dan lainnya. Betapa besar keutamaan hidup sehat. Bila hal tersebut tidak dapat di perhatikan, maka akan memberikan dampak buruk bagi manusia.
            Kesehatan tidak hanya datang dengan sendirinya. Tetapi juga dapat menular dengan virus-virus kecil hingga terbesar. Salah satu contoh virus kecil adalah banyaknya sampah, air kotor, limbah, makan minuman yang tidak histeril, dan lainnya. Sedangkan yang besar seperti rubella, influenza, dan paling berbahaya ialah HIV AIDS. Penyakit HIV AIDS sudah banyak  memakan korban. Bahkan penyakit ini tidak ada obat yang ampuh untuk menyembuhkannya.
            Menurut data laporan peningkatan penyakit HIV AIDS dari Direktorat  Jenderal (Ditjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pada tahun 2010-2014, penderita HIV yang dilakukan oleh pelaku seks bebas menduduki jumlah tertinggi. Hingga pada tahun 2015-2017, situasi tersebut semakin tak terkendali. Dalam data P2PL Untuk pengidap terbanyak penyakit HIV AIDS terdapat pada laki-laki dibandingkan perempuan. (Kompas, 2017)
            Bila masyarakat Indonesia tidak dapat menghilangkan perbuatan-perbuatan yang dapat menyebabkan tersebarnya virus tersebut, maka Indonesia akan mengalami penurunan generasi cerdas yang diharapkan dapat memajukan negara tanpa tercela akibat penyimpangan-penyimpangan dari pergaulan bebas.
            Banyak hal yang sudah dilakukan oleh berbagai pihak dalam menyelesaikan permasalahan buruk ini. Seperti melakukan sosialisasi ke lembaga pendidikan dan masyarakat umum. Namun bukannya semakin menurun malah menjadi kekhawatiran yang semakin tinggi.
            Penyakit HIV AIDS tidak hanya terdapat dikalangan orang dewasa saja, bahkan remaja hingga anak-anak dapat menderita HIV AIDS karena  tertular baik melalui hubungan seks, suntik, dan juga faktor keturunan. Mereka yang tidak bersalah harus menerima realita kehidupan yang dapat menghancurkan mimpi, masa depan pemuda, dan bangsa.
            Maka dari itu tidak hanya tugas wajib bagi pemerintah dalam pemecahan masalah ini. Kita sepatutnya sebagai masyarakat lebih berperan penting dalam kasus-kasus yang sudah tak asing lagi di Indonesia.
            Dengan kecanggihan teknologi saat ini, memungkinkan kita untuk dapat mengakses informasi dan menyebarkannya kepada khlayak umum. Salah satunya informasi tentang dunia kesehatan. Bahkan anak-anak muda yang ahli dalam membuat video dan menulis dalam beground gambar, dapat menjadi metode dengan mengugahnya ke media sosial.
            Aplikasi Media Sosial yang saat ini sangat gemar dan trend di kalangan masyarakat khususnya anak muda, adalah Instagram dan Facebook. Jumlah petemanan dapat mencapai ribuan bagi aplikasi Facebook, dan jutaan pengikut bagi aplikasi Instagram. Untuk akses layanan komunikasi chatting masa kini, adalah aplikasi Whaatsaap. Saat ini beberapa kegiatan sudah dibuat dalam bentuk grup di Whaatsaap. Maka bila ada tulisan-tulisan, quote, gambar, dan video dapat di buat secara kreatif sehingga menarik bagi khalayak untuk di lihat, dan akan menambah cara mengurangi permasalahan kesehatan. Karena dengan begitu, pembaca akan mendapatkan saran atau masukan dalam menjalani gaya hidup sehat dan aman.
            Dengan adanya ide-ide kreatif dari para pemuda dalam menggunakan teknologi. Dampak yang di hasilkan akan positif dan menjadi contoh bagi orang lain. Seperti video-video inspiratif yang dibuat oleh masyarakat Thailand menurut penelusuran di Youtube, kebanyakan merekalah yang menggugaah video-video bernilaai edukasi dan memotivasi. Maka masyarakat Indonesiapun dapat melakukan hal tersebut sebagai acuan dalam menginformasikan bahaya-bahaya penyakit dan lingkungan bebas.
            Kegiatan sosialisasi juga dapat dilakukan. Namun tak seluas jangkauan penggunaan media sosal. Dengan adanya karya-karya pemuda, akan timbulnya sikap berani dalam membantu sesama, apalagi saat ini merupakan zaman dimana orang-orang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gedjed. Tidak hanya menggunakan media sosial sebagai sarana hiburan pribadi, tetapi juga cerdas dalam menggunakannya bahkan bermanfaat bagi orang lain.
            Kesehatan menjadi hal yang sangat menguntungkan. Kesehatan juga karunia Allah kepada manusia. Namun rasa syukur sering terabaikan begitu saja. Sehingga kita tidak memperhatikannya. Ketika hawa nafsu muncul dengan duniawi yang menipu, membuat manusia lupa akan larangan Allah. Allah telah berkata dalam Al-Quran yang artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka. Agar mereka kembali ke jalan yang benar. (Q.S Ar-Ruum: 41) ”.
            Maka jelaslah, apapun yang terjadi kepada manusia adalah perbuatan dari manusia itu sendiri. Selayaknya sebagai hamba-Nya, wajib menjaga apa yang telah diberikan untuk kisa semua.


DAMAYANTI

Sabtu, 01 Juni 2019


SERIBU BULAN

Angin mendawai
Hembusannya menentramkan
Membawa lelap
Bukan lelap tertidur
Tetapi ikut bersendu di atas indahnya sajadah-sajadah rindu

Mesjid-mesjid bergeming akan ayat cinta
Bintang berkerlap namun sesekali redup
Seakan-akan ada bayang yang menjemput
Ramai sepertinya
Tapi tak terlihat

Mereka menembus malam
Mencari hamba
Mencatat amal
Untuk membawa ke surga

Lhokseumawe, 01 Juni 2019

Bayangan Masa

Melihatmu adalah musafir
Tak lekas berpaling
Selalu bermanja dalam pelukan waktu
Memberi janji masa depan
Melindungi badan beletih peluh
Yang menutupi dengan payung-payungmu

Bagiku,
Kau adalah cerita yang ku hidupkan dalam kertas bertanggal setia
Sampai mau menjemput
Kau tetap hidup

Lhokseumawe, 02 Juni 2019

Damay Ar-Rahman


APRIL MEMORI

            Bukan rindu bila tak di awali pertemuan. Ketika wajah-wajah baru dihadapkan oleh April yang menjemput. Lalu luput ketika akhir mulai tiba dengan pesat. Melahirkan bulir mata yang tak sempat tertumpah. Sehingga enggan kaki melangkah untuk berpulang, dan itu penanda takkan kembali lagi sampai kapanpun. Kisah ini dimulai ketika takdir mulai menetapkan waktunya, menetapkan tempatnya.
            Kisah ini bermula ketika Maret mulai habis akan tanggalnya. Tepatnya saat langit terlihat ke abu-abuan, angin mendesir meraba ubun-ubun yang tekena rintik-rintik hujan sore. Terlihat pula langit mulai menyempurnakan jingganya senja. Itu menandakan takkan lama lagi malam akan datang.  May merapatkan jeketnya. Karena hujan begitu deras menerjang. May dan temannya berteduh di bawah genteng warung nasi padang simpang kampusnya. Ia dan temannya tidak hanya berdua, banyak orang-orang ikut berlindung dari derasnya hujan sejak tiga puluh menit yang lalu.
             May sedikit kesal dengan keterlambatannya untuk bertemu dosen pembimbing siang tadi. Ditambah ban motor bocor dan si teman mengomel lantas merasakan nasib yang sama. Tapi alangkah beruntungnya may, biar ia terlambat dokumen miliknya berhasil di periksa dosen walau awalnya sempat ditelantarkan begitu saja. May tak bisa berkata apa-apa pada teman yang terus mengutuk dosen pembimbingnya saat pulang ketika lima menit lagi bus karyawan kampus melintas. Maka hanya nafas yang terhela darinya.
            “Ah yasudahlah, tak ada gunanya terus mengomel. Yang ada petir menyambar nanti.” Ujar May menghibur temannya itu.
            “Apa pula. Kusangka hari ini tuntas semua punya aku.” Temannya menghela nafas panjang.
            “Jangan banyak berkhayal. Kita sudah akhir. Maka ada perjuangan yang harus kita lalui. Jangan marah-marah, tak baik buat wajahmu nanti.”
            “Setidaknya punyaku kan dilihat.” Jawabnya lagi dengan suara sedikit rendah.
            “Apa kamu ngak lihat punyaku kemeren? Usahkan di sentuh, dilirikpun dosen tak sudi melihat milikku. Mungkin karena aku sabar makanya hari ini beruntung.” May tersenyum bangga akan perbuatannya minggu lalu, yang rela mengantar dosen pulang pergi biarpun dokumennya tidak diperiksa sama sekali.
            “Huh lihat aja nanti. Kalau punyaku ngak dilihat. Tak cari ibu tu biar tengah malam.”
            “Eleh, ngarang kamu.” May menjawab malas.
            “Biar aja.” Ucap temannya dengan wajah suram.
***
            Kejadian kemarin membuat May dan temannya tidak dapat lagi menjumpai dosennya. Mereka harus mengikuti pembekalan KKN untuk dua hari kedepan. Sesampainya mereka telat satu jam. Mengantri pembagian kue. Lalu duduk di belakang. Bersender pada dinding.
            “Kenapa ada KKN ya? Yang ada kepikiran biaya dan rindu keluarga.” Ucap temannya yang pusing memikirkan program tahunan kampus itu.
            “Ngak usah pusing mikirin biaya dan keluarga. Aku punya jalan keluar.”
            “Yang betul May. Apaan, bagilah.” Temannya serius menayakan perihal saran May tersebut.
            “Gampang.”
            “Apa...apa.”
            “Buat promosi di media sosial, tulis. Barang siapa butuh ginjal siap mendonor demi KKN. Kalau keluarga, pulang aja setiap hari. Lagianpun dirimu kan bawa motor. Kalaupun ketahuan tim kelelawar, ya ulang lagi KKN nya.” Ucap May santai.
            “Keterlaluan lah dirimu.”
            “Kan ngak masalah. Ada ginjal satu lagi. Lagianpun kalau kamu jual ginjal nanti ada lebihnya. Kalau ulang KKN, kurasa cukup untuk dana selanjutnya.”
            “Ngak jadilah minta saran.”
            “Hahahaha, selow aja. All izz weel. Di setiap langkah ada kemudahan.”
            “Gitukan enak dengarnya.”
            “Nah amankan.”
            “Insya allah May.” Sambil mengelus dadanya.
            May dan temannya mendengar kembali arahan yang diberikan oleh pemateri di depan. Namun mereka tidak terlalu menghiraukan karena gedung terlalu sempit dan suara tidak jelas terdengar. Mahasiswa lain juga terlihat bosan dan malas. Apalagi hari semakin petang dan perut mulai bergetar.
            Ponsel May berbunyi. Terlihat sebuah pesan grup Whaatsaap mengenai infomasi KKN. Ketika mendengar kabar berkumpul bersama pedamping KKN, May dan teman akrabnya itu berpisah untuk sementara waktu.
***
            Pagi itu matahari terbit dengan lintang garis tepat di hadapan rumah gadis yang sedang menyiapkan pakaian untuk keberangkatan lokasi KKN nanti. Ia sedikit lemas dan tidak semangat karena pekerjaan dan skripsi yang ditinggal dalam waktu sebulan. Tak banyak yang ia bawa hanya pakaian-pakaian dimasukkan dalam koper dan sedikit kue kering yang dibelikannya tadi pagi selepas subuh.
            May mendorong kopernya sambil memasang headsed di telinga. Ia menaiki bus mini yang melintas di area rumahnya. Banyak mobil kelinci yang dipenuhi mahasiswa berbaju hijau dan koper-koper diatasnya. May acuh dan tetap fokus pada musik yang didengarnya. Tak berselang lama ia sampai di kantor gubernur dan turun lekas menuju barisan.
            Mahasiswa berjumlah ribuanpun mendesaki jalanan dan debu bertebaran di udara. May semenjak dalam bus sudah memasang masker di wajahnya untuk menghindari polusi udara. Sesampai di barisan ia masih sibuk dengan musiknya. Lagi pula belum ada yang berbicara di depan, dan tak masalah pikirnya.
            Satu jam mahasiswa berapanas-panasan di tengah teriknya matahari. Keringat terus meluncur membasahi wajah-wajah letih termasuk May yang sedari tadi menunggu mobil kelompok yang belum muncul. Tiba-tiba seorang gadis memanggil dari belakang. May mengenal gadis bertubuh tinggi dan berambut lurus itu. Namanya Aisyah. Satu fakultas dengannya. Dan baiknya mereka juga satu kelompok.
            Tiba-tiba perut May berulah dan harus ke toilet segera. Ia meminta izin pada Aisyah dan berlari agar tidak telat dan ketinggalan. Ponselnya kembali berdering, terlihat nomor masuk tak dikenal. May mengangkat dan terdengar suara cowok memintanya untuk segera keluar agar tidak terlambat.
            Sepanjang perjalanan teman-teman barunya itu pada diam kecuali Nita yang terus berkoar girang kepada leating yang lebih tua satu tahun dengannya. Ia salah satu mahasiswa angkatan 2016 yang tergabung bersama angkatan 2015. Ia ramah dan tak jarang menyapa. Membuat humor walaupun hanya beberapa di antara mereka yang ikut tertawa termasuk May.
            Sesampainya di lokasi. Tempatnya terlihat asri, rerumputan yang hijau terhampar sejuk. Airpun jernih dan lapangaan berukuran luas. Sepertinya ini tak separah di kecamatan seberang pikir Rahma, karena temannya baru mengabarkan keadaan disana. Semua pada berkumpul kecuali dua laki-laki yang belum sampai karena membawa motor masing-masing. Lapangan yang luas itu tidak kosong. terdiri beberapa bangunan kecil, begitupun terlihat sebuah surau teduh yang mereka pikir cocok untuk beristirahat sambil menunggu pembimbing tiba. Mereka berkumpul saling bercengkrama, kecuali yang masih sibuk dengan gadjednya. Vida tak terlalu hirau dengan lainnya. Tetapi Amir salah satu kelompok cowok memanggilnya, dan mereka mengobrol kecil. Vidapun tidak lagi acuh dengan lainnya. Ia mulai sedikit ramah bertanya-tanya jurusan dan tempat tinggal.
             Nita membuka suara, ia masih berkoar dan perlahan-lahan semua turut terhibur. Disampingnya Devi, gadis bernada suara serak basah itu tak jarang memberi canda sama seperti Nita. Lalu disambut tiga laki-laki Ali, Amir, dan Hardy. Mereka turut menyambung cengkarama Nita dan Devi.
            Setelah beberapa jam menunggu. Kepala desa dan beberapa warga datang menemui mereka. Dan saat itu pula pembimbing tiba dengan motornya yang sederhana, mengenakan jaket hitam, helm klasik delapanpuluhan. Kepala desa meminta mereka saling berkenalan dan menyebutkan asal dan jurusan. Lalu terus membagi kerja untuk membereskan tempat tinggal selama sebulan kedepan. Semua tertawa dan saling bercerita, dan laki-laki juga turut membantu segala hal.
***
            Malam itu udara sejuk dan suasana tenang. Damar dan Ridwan sudah menunggu di surau. Semua wajib berkumpul tanpa terkecuali. Disinilah mereka membahas perihal program yang dijadikan kegiatan nantinya.
            Setiap malam kelompok cewek tak tidur sebelum bercerita. Banyak hal yang dijadikan bahan pembicaraan seru. Maka masing-masing dari mereka terlihat akan karakter aslinya. Terkhusus Sari yang awal pendiam ternyata mampu membangun suasana. Matanya yang kelar dan suara deringnya membuat kaum hawa tertawa. Apalagi May dan Nita yang terus sambung menyambung. Ada yang suka mendengar dan tertawa saja, siapa lagi kalau bukan Rahma dan Indah. Sikap Rahma yang lebih suka menjawab singkat, sedangkan Indah berparas polos dan kalem. Namun keduanya terkadang tak jarang membuat guarauan kecil, yang dapat menambah keramaian suasana di posko itu.
            Demikianpun di posko cowok. Biar suara mereka tak terdengar ke posko cewek, tapi mereka begitu akrab. Sama halnya cewek, namun sebagian dari mereka ada yang tidur sedikit cepat. Yudi dan Mirza tak henti bermain game hingga larut. Di lain posisi, Damar dan Ridwan hampir setiap malam sibuk menelpon. Sedangkan Ali, Amir, terlelap cepat biarpun sesekali terganggu dengan sorakan Yudi dan Mirza akan kemenangan dan kegagalan gamenya. Namun, Yudi dan Mirza saling mengerti. Maka mereka bergadang keluar melanjutkan permainan gamenya.
            Jika pagi, semua tak cepat bangun. Paling hanya dua tiga dari posko cewek dan cowok menikmati pagi yang nuansanya dingin dan embun masih membasahi. Sepanjang hari para mahasiswa itu terus melanjutkan kegiatan dengan baik, saling mendukung dan menghibur. Anak-anak di desa turut hadir bersahabat. Wargapun berkehendak membantu bahkan ada yang membagi makanan. Setiap minggu undangan selalu dihadirkan oleh mereka. Tak hanya hadir sebagai tamu, tapi juga ikut membantu. Mirza selalu melirik gadis-gadis di setiap pesta. Dan itu adalah hal biasa yang di lakukannya, hanya untuk sekedar bercanda tawa. Hingga di akhir kemudian, tidak terasa waktu sampai pada ujungnya. Kelompok itu harus saling melepaskan pandang, karena KKN segera berakhir. Ketika potret-potret mengambil wajah-wajah mereka dengan raut beragam, suara mobil yang akan menjemput datang tanpa diundang. Siapa sangka akan dipercepat kepulangan mereka,  kabar itupun membuat susana sendu dan sunyi sejenak.
            Tak hanya May, seluruh cewek di posko sedih akan perpisahan ini. May sadar bahwa KKN tidak sehoror di awal yang ia pikirkan. Kisah KKN ini membuat ia menjadi terkenang akan persahabatan dan persaudaraan yang hampir sebulan tak terhingga. Pagi hingga malam tak lepas dari perjumpaan. Tak mudah bagi mereka hilang akan masa-masa di April yang di selimuti oleh kenyamanan dan  kekeluargaan. Perpisahan tidak menjadi pembatas di antara mereka. Banyak rencana yang akan dilaksanakan nantinya. Semua saling berharap atas kehadiran. Kesuksessan akan cita-cita. Satu-persatu ungkapan terucap dari mereka yang saling mendoakan. Setiap pertemuan maka akan ada perpisahan, namun kenangan adalah aksara yang tertulis di masa lalu ketika kelak mengingatnya. Never say good bye. Karena hidup adalah doa dan misteri.
           
Damay Ar-Rahman