PERAN
PEMUDA DALAM DUNIA MILENIAL
Zaman sudah berubah. Hal itupun membawa manusia dalam
revolusi kehidupan. Baik gaya hidup, dan segala bentuk yang menyangkut individu
maupun kelompok. Itu terjadi dengan sepanjang perjalanan manusia. Semakin
tinggi pemikiran-pemikiran baru untuk menunjukkan keeksissan terhadap setiap
orang, begitupun yang terjadi pada pemuda saat ini. Berbagai ragam timbul dengan
strategi terbaru, untuk menampilkan hal-hal menghibur, tentunya memberikan kesan
serta manfaat bagi manusia itu sendiri dan orang lain.
Kecangihan-kecanggihan dalam dunia revolusi juga
berdampak besar dalam perkembangan bagi pemuda yang lebih di istilahkan sebagai
“Pemuda Milineal”. Maksudnya? Para pemuda yang sudah mengenal bahkan akrab
dengan kecanggihan teknologi khusnya internet ataupun media online. Yang di dasari
oleh kemudahan saat melakukan apapun khususnya dalam berkomunikasi.
Pemuda milenial merupakan generasi bangsa dalam memajukan
setiap negara, apabila pemuda cerdas dalam menerapkannya. Tetapi hal tersebut
tidak sepengharapan bahkan banyak generasi cenderung lalai dalam menggunakan berbagai
bentuk teknologi, termasuk Indonesia.
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki pemuda dengan
jumlah hak milenial yang besar. Data Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet
Indonesia (APJII) menyatakan hasil
survei bertajuk “Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017”,
mengemukakan bahwa, penetrasi pengguna internet di Indonesia meningkat menjadi
143, 26 juta jiwa, atau setara 54,7 persen dari total populasi republik ini. Hal
tersebut berdasarkan informasi kerjasama antara pihak APJII dan Teknopreneur.
(APJII, 22 Maret 2018).
Berdasarkan data di atas, maka dapat di lihat betapa
meningkatnya jumlah pengguna internet di kalangan masyarakat Indonesia. Maka
kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam kondisi masyarakat akan terus
berkembang pesat. Tidak dapat dipungkiri lagi. Demikianpun, yang di prediksikan
mengenai fenomena negatif, melalui penggunakan media internet. Bahkan semakin ke
depan akan terlihat kembali peningkatan pengguna internet yang sudah tidak
mampu dikondisikan lagi.
Beberapa kasus negatif internet semakin terlihat. Menurut
Subdirektorat Pengendalian Konten Internet, dan Kominfo. Mendapatkan laporan
konten negatif yang beredar di media sosial sebanyak 547.506 laporan. Konten
negatif yang dimaksud, mengacu pada undang-undang Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Seperti pornografi, perjudian, pemerasan,
penipuan, kekerasan, fitnah, provokasi, SARA, dan lainnya. (Kominfo, 08 Januari
2019)
Apapun bentuk aktivitas, tidak
lagi dipersulitkan saat ini. Bahkan dengan teknologi segala pekerjaan dan
rutinitas harian manusia sangat mudah. Tetapi dibalik bentuk positif dari
teknologi, juga memiliki pengaruh negatif seperti kasus di atas, apabila tidak mampu mengunakannya dengan cermat dan
bijak.
Kemajuan suatu negara terlihat
dari masyarakatnya. Baik dalam pendidikan, dan perilaku masing-masing individu.
Indonesia banyak memiliki kekayaan bangsa yang cerdas, bahkan tak jarang prestasi
masyarakat khusnya dari pemuda menonjol hingga mata dunia. Tetapi hal tersebut
tidak mampu dipertahankan atau dilanjutkan oleh pemuda lainnya. Bahkan sebagian
dari pemuda mencebloskan dirinya dalam kebodohan penyalahgunaan media internet.
Segala keterpurukan pemuda
Indonesia telah di buktikan dengan data-data yang jelas. Dan di publikasikan
terutama dalam dunia media sosial. Internet bukan satu-satunya bentuk aplikasi
yang hanya mampu memberikan pelayanan pencarian komunikasi dan informasi,
tetapi juga meluas dengan aplikasi-aplikasi menghibur seperti Instagram dan
facebook. Bahkan internet juga menghasilkan aplikasi game dan jenis hiburan
lainnya. Dan itu lebih mengkhawatirkan bagi
pemuda ketika tingkat kecanduan semakin berlebihan saat menggunakannya, hingga
lupa pada kewajiban agama, negara, keluarga, bahkan dalam merawat dirinya
sendiri.
Sebagai pemuda yang hidup di
zaman milenial. Harus menyikapi permasalahan tersebut dengan berpikir kritis
untuk masa depan yang lebih cemerlang. Melalui penggunaan internet dengan aplikasi-aplikasi
tidak memiliki manfaat besar yang harus di minimalisirkan. Dengan cara
menginstal aplikasi dan fitur-fitur positif. Yaitu perpustakaan online, dan aplikasi
literasi misalnya. Ataupun menggunakan sarana media sosial dengan memposting
hal-hal yang mengandung makna positif sehingga pengguna lainnya dapat belajar
dan terajak untuk mengikutinya.
Tidak hanya itu, pemuda juga dapat melakukan
bisnis untuk menambah penghasilan sehingga lebih mandiri, dengan syarat tidak
adanya manipulasi sehingga kenyamanan dalam berkomunikasi tetap aman.
Dalam dunia milenial memang
sudah sangat berkembang. Tugas pemuda bukan menjadikannya sebagai sarana demi
mementingkan pribadi dengan menghalalkan segala cara. Tetapi jati diri seorang
pemuda adalah melakukan tindakan tegas dengan mencari suatu inovasi ataupun
lebih bijak untuk menjaga dirinya dan lingkungan dari pengaruh negatif
internet. Mencegah dengan cara kreatifpun dapat dilakukan, misal dengan cara
yang sederhana yaitu, menggugah video ataupun kartun-kartun humor.
Jangan tundukkan diri pada nafsu
duniawi semata, yang akan menjerumuskan pada kelalaian. Jadikan pikiran dan
jiwa yang bersih, pada kehidupan yang sejatinya hanya sementara.
By: Damayanti
Fb&Ig:
Damay_Ar_Rahman