Minggu, 03 Maret 2019


PERAN PEMUDA DALAM DUNIA MILENIAL

           
            Zaman sudah berubah. Hal itupun membawa manusia dalam revolusi kehidupan. Baik gaya hidup, dan segala bentuk yang menyangkut individu maupun kelompok. Itu terjadi dengan sepanjang perjalanan manusia. Semakin tinggi pemikiran-pemikiran baru untuk menunjukkan keeksissan terhadap setiap orang, begitupun yang terjadi pada pemuda saat ini. Berbagai ragam timbul dengan strategi terbaru, untuk menampilkan hal-hal menghibur, tentunya memberikan kesan serta manfaat bagi manusia itu sendiri dan orang lain.
            Kecangihan-kecanggihan dalam dunia revolusi juga berdampak besar dalam perkembangan bagi pemuda yang lebih di istilahkan sebagai “Pemuda Milineal”. Maksudnya? Para pemuda yang sudah mengenal bahkan akrab dengan kecanggihan teknologi khusnya internet ataupun media online. Yang di dasari oleh kemudahan saat melakukan apapun khususnya dalam berkomunikasi.
            Pemuda milenial merupakan generasi bangsa dalam memajukan setiap negara, apabila pemuda cerdas dalam menerapkannya. Tetapi hal tersebut tidak sepengharapan bahkan banyak generasi cenderung lalai dalam menggunakan berbagai bentuk teknologi, termasuk Indonesia.
            Indonesia sebagai negara berkembang memiliki pemuda dengan jumlah hak milenial yang besar. Data Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII)  menyatakan hasil survei bertajuk “Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017”, mengemukakan bahwa, penetrasi pengguna internet di Indonesia meningkat menjadi 143, 26 juta jiwa, atau setara 54,7 persen dari total populasi republik ini. Hal tersebut berdasarkan informasi kerjasama antara pihak APJII dan Teknopreneur. (APJII, 22 Maret 2018).
            Berdasarkan data di atas, maka dapat di lihat betapa meningkatnya jumlah pengguna internet di kalangan masyarakat Indonesia. Maka kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam kondisi masyarakat akan terus berkembang pesat. Tidak dapat dipungkiri lagi. Demikianpun, yang di prediksikan mengenai fenomena negatif, melalui penggunakan media internet. Bahkan semakin ke depan akan terlihat kembali peningkatan pengguna internet yang sudah tidak mampu dikondisikan lagi.
            Beberapa kasus negatif internet semakin terlihat. Menurut Subdirektorat Pengendalian Konten Internet, dan Kominfo. Mendapatkan laporan konten negatif yang beredar di media sosial sebanyak 547.506 laporan. Konten negatif yang dimaksud, mengacu pada undang-undang Nomor 11 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Seperti pornografi, perjudian, pemerasan, penipuan, kekerasan, fitnah, provokasi, SARA, dan lainnya. (Kominfo, 08 Januari 2019)
                 Apapun bentuk aktivitas, tidak lagi dipersulitkan saat ini. Bahkan dengan teknologi segala pekerjaan dan rutinitas harian manusia sangat mudah. Tetapi dibalik bentuk positif dari teknologi, juga memiliki pengaruh negatif seperti kasus di atas,  apabila  tidak mampu mengunakannya dengan cermat dan bijak.
                 Kemajuan suatu negara terlihat dari masyarakatnya. Baik dalam pendidikan, dan perilaku masing-masing individu. Indonesia banyak memiliki kekayaan bangsa yang cerdas, bahkan tak jarang prestasi masyarakat khusnya dari pemuda menonjol hingga mata dunia. Tetapi hal tersebut tidak mampu dipertahankan atau dilanjutkan oleh pemuda lainnya. Bahkan sebagian dari pemuda mencebloskan dirinya dalam kebodohan penyalahgunaan media internet.
                 Segala keterpurukan pemuda Indonesia telah di buktikan dengan data-data yang jelas. Dan di publikasikan terutama dalam dunia media sosial. Internet bukan satu-satunya bentuk aplikasi yang hanya mampu memberikan pelayanan pencarian komunikasi dan informasi, tetapi juga meluas dengan aplikasi-aplikasi menghibur seperti Instagram dan facebook. Bahkan internet juga menghasilkan aplikasi game dan jenis hiburan lainnya.  Dan itu lebih mengkhawatirkan bagi pemuda ketika tingkat kecanduan semakin berlebihan saat menggunakannya, hingga lupa pada kewajiban agama, negara, keluarga, bahkan dalam merawat dirinya sendiri.
                 Sebagai pemuda yang hidup di zaman milenial. Harus menyikapi permasalahan tersebut dengan berpikir kritis untuk masa depan yang lebih cemerlang. Melalui penggunaan internet dengan aplikasi-aplikasi tidak memiliki manfaat besar yang harus di minimalisirkan. Dengan cara menginstal aplikasi dan fitur-fitur positif. Yaitu perpustakaan online, dan aplikasi literasi misalnya. Ataupun menggunakan sarana media sosial dengan memposting hal-hal yang mengandung makna positif sehingga pengguna lainnya dapat belajar dan terajak untuk mengikutinya.
                  Tidak hanya itu, pemuda juga dapat melakukan bisnis untuk menambah penghasilan sehingga lebih mandiri, dengan syarat tidak adanya manipulasi sehingga kenyamanan dalam berkomunikasi tetap aman.
                 Dalam dunia milenial memang sudah sangat berkembang. Tugas pemuda bukan menjadikannya sebagai sarana demi mementingkan pribadi dengan menghalalkan segala cara. Tetapi jati diri seorang pemuda adalah melakukan tindakan tegas dengan mencari suatu inovasi ataupun lebih bijak untuk menjaga dirinya dan lingkungan dari pengaruh negatif internet. Mencegah dengan cara kreatifpun dapat dilakukan, misal dengan cara yang sederhana yaitu, menggugah video ataupun kartun-kartun humor.
                 Jangan tundukkan diri pada nafsu duniawi semata, yang akan menjerumuskan pada kelalaian. Jadikan pikiran dan jiwa yang bersih, pada kehidupan yang sejatinya hanya sementara.


By: Damayanti
Fb&Ig: Damay_Ar_Rahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar