Minggu, 03 Maret 2019


KASUS  SEKS TRAGIS


            Kriminalitas semakin kian membesar, banyak hal yang terjadi demikian pula kasus-kasus yang menyimpang dalam masyarakat. Membludaknya pemberitaan tentang kasus seksual dan telah di alami masyarakat khusnya perempuan dengan rentang usia masih di bawah umur, dan juga tidak jarang saat ini kita dengar perempuan menjadi pelaku dalam kasus seks yang juga objeknya adalah anak-anak. Para korban atas perilaku tersebut, menyebabkan korban tidak hanya mendapati diskriminasi dalam berusaha menjaga kehormatan atau harga diri, tetapi tindak kekerasan fisik, serta menganggu kepribadian dan  kerap menjadikan perbuatan yang masa  kini sudah tidak asing terdengar lagi. Informasi yang begitu mudah untuk diketahui semakin memperlancar komunikasi antar masyarakat. Begitu pula tidak sedikit informasi tentang kasus seksual.  Hal tersebut juga berdasarkan penemuan yang terjadi pada masyarakat di negeri ini. Seperti yang kita ketahui bagimana peran masyarakat dalam menindaklanjuti persoalan yang sebenarnya tidak usai-usai bahkan semakin meningkat dengan kejadian yang tidak pantas di alami oleh berbagai kalangan pada umumnya. Mulai anak-anak usia dibawah 10 tahun, remaja berstatus pelajar, mahasiswa, lembaga pendidikan, bahkan dalam keluarga sekalipun dapat menjadi tindakan kriminalitas seksual dengan tingkatan tinggi.
Kasus seks tragis
            Telah banyak pemberitaan mengenai kekerasan seksual yang mempengaruhi mental dan fisik. Baru-baru ini terjadinya kasus pencabulan oleh ayah kepada anak kandungnya bahkan di ikuti oleh kakak dan adik dengan latar belakang   keluarga sedarah terhadap seorang gadis berusia muda. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku karena kondisi gadis  yang diduga memiliki keterbelakangan mental. Seharusnya keluarga menjadi pendukung ataupun pelindung untuk anak tersebut. Namun, yang terjadi adalah kenyataan pahit, ialah kasih sayang beralih menjadi perbuatan keji yang membuat anak menjadi trauma dan hilangnya percaya diri, serta kehormatan sebagai seorang gadis yang seharusnya wajib menjalani pendidikan. Selain itu, kasus pencabulan juga terjadi dari berbagai kalangan, seperti dalam keluarga salah satunya kasus seorang ibu yang tega membiarkan anaknya disetubuhi oleh suaminya bahkan sengaja di hadapannya langsung, seorang guru wanita mencabuli siswanya, manusia mencabuli hewan, seorang pendidik menjadi pelaku seks yang bukan sepantasnya,  hingga berakhir kasus pembunuhan dengan kondisi tragis, seperti menggorok leher, dan kekerasan fisik lainnya. Maka semakin berkembangnya ilmu pengetahuan namun tak mengakhiri tingkat kebodohan tersebut, bahkan menambah tidak mengurangi.
            Bukankah itu merupakan perbuatan jahat dan memalukan, sangat tragis bahkan kodrat manusia sudah tidak terlihat lagi. Dimana jati diri sebagai manusia dengan di ciptakannya pikiran dan perasaan. Apakah kedua kunci anugrah tuhan tersebut tidak dipergunakan untuk  bertingkah laku layaknya manusia. Sungguh zaman bukanlah hal yang dapat disalahkan, fenomena tersebut kembali pada masyarakat itu sendiri untuk sadar dan memahami benar atau salah.
            Apa yang salah pada masyarakat sehingga menimbulkan perbuatan kejam dan memalukan tersebut? Apakah kurangnya jeratan  hukum  yang telah ditetapkan oleh pemerintah kepada pelaku kekerasan seksual? Apakah kurangnya pemberitaan tentang tindakan jahat di media sosial yang seharusnya dapat dijadikan pelajaran? Apakah nurani sudah kalah dalam menghadapi hawa nafsu yang semata-mata hanya mencari keuntungan sementara? Sungguh pertanyaan tersebut merupakan hal yang di camkan untuk dijawab dan mengapa tidak mampu ditanggapi dengan baik. Bukannya semakin memperbaiki malah menciptakan perilaku keji.
            Saat ini begitu besar pengaruh media sosial yang lebih tepatnya menjadi acuan untuk masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Ialah salah satunya melecehkan orang-orang yang tidak mampu untuk melawan bahkan ancaman menjadi senjata apabila korban tidak berkehendak memenuhi kebutuhan terlarang itu. Tetapi bukti nyata tidaklah sesuai yang diharapkan. Bahkan tidak tanggung-tanggung kejahatan itu berulang-ulang lagi terjadi.
            Hal-hal tersebut bukan hanya menjadi tanggungjawab negara dalam menegakkan keadilan bagi seluruh masyarakat, tetapi wajah-wajah yang lebih harus ditonjolkan dalam berperan untuk menjaga tidak terjadinya tindakan buruk tersebut adalah masyarakat itu sendiri. Pemerintah sudah melakukan kebijakan dalam penanganan kasus-kasus tersebut. Namun, lagi-lagi ketergantungan bukanlah terhadap pemerintah saja, masyarakat juga harus mampu menjaga untuk mencegah terjadinya perbuatan yang sangat menyimpang tersebut. Banyak hal yang dapat di lakukan untuk menjauhi perbuatan-perbuatan merusak itu. Contonya, (1) Menghilangkan kebiasaan bahkan jangan pernah sekalipun mencoba untuk menonton konten-konten yang berbau porno, (2) Melakukan aktivitas yang membuat pikiran lebih menuju untuk fokus dan mampu meningkatkan intelektual, atau pendapatan, (3)  Membiasakan diri untuk tetap menjaga nama baik dengan cara mengindari hal-hal yang menjerumuskan dalam keburukan, berusahalah menahan rasa untuk tidak mengikuti keinginan buruk dengan memahami ilmu agama dan mengetahui resikonya, selanjutnya,  (4) Bagi kaum perempuan untuk menjaga penampilan dengan lebih sopan agar terhindar dari pandangan negatif sehingga tidak terjadinya kasus-kasus pelecehan.
            Maraknya kasus seks tragis yang berarti bahwa seksual bukanlah lagi menjadi hal yang harus di jauhi, bahkan tindakan itu telah melampau jauh dan menyiksa orang-orang yang seharusnya di sayangi, di lindungi, hingga menuju sikap memalukan terhadap orang-orang yang bekerja dalam jaringan sosialpun tidak segan-segan melakukannya. Kesadaran juga perlu kepada masyarakat yang berpikir bahwa kekerasan seksual tidak hanya melanggar aturan negara, tetapi juga melanggar  bahkan menentang agama.

By: Damayanti

Fb&Ig: Damay Ar-Rahman
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar