KASUS
SEKS TRAGIS
Kriminalitas semakin kian membesar, banyak hal yang terjadi
demikian pula kasus-kasus yang menyimpang dalam masyarakat. Membludaknya pemberitaan
tentang kasus seksual dan telah di alami masyarakat khusnya perempuan dengan
rentang usia masih di bawah umur, dan juga tidak jarang saat ini kita dengar
perempuan menjadi pelaku dalam kasus seks yang juga objeknya adalah anak-anak. Para
korban atas perilaku tersebut, menyebabkan korban tidak hanya mendapati
diskriminasi dalam berusaha menjaga kehormatan atau harga diri, tetapi tindak
kekerasan fisik, serta menganggu kepribadian dan kerap menjadikan perbuatan yang masa kini sudah tidak asing terdengar lagi. Informasi
yang begitu mudah untuk diketahui semakin memperlancar komunikasi antar masyarakat.
Begitu pula tidak sedikit informasi tentang kasus seksual. Hal tersebut juga berdasarkan penemuan yang
terjadi pada masyarakat di negeri ini. Seperti yang kita ketahui bagimana peran
masyarakat dalam menindaklanjuti persoalan yang sebenarnya tidak usai-usai bahkan
semakin meningkat dengan kejadian yang tidak pantas di alami oleh berbagai
kalangan pada umumnya. Mulai anak-anak usia dibawah 10 tahun, remaja berstatus
pelajar, mahasiswa, lembaga pendidikan, bahkan dalam keluarga sekalipun dapat
menjadi tindakan kriminalitas seksual dengan tingkatan tinggi.
Kasus seks tragis
Telah banyak pemberitaan mengenai kekerasan seksual yang
mempengaruhi mental dan fisik. Baru-baru ini terjadinya kasus pencabulan oleh
ayah kepada anak kandungnya bahkan di ikuti oleh kakak dan adik dengan latar
belakang keluarga sedarah terhadap seorang gadis
berusia muda. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku karena kondisi gadis yang diduga memiliki keterbelakangan mental. Seharusnya
keluarga menjadi pendukung ataupun pelindung untuk anak tersebut. Namun, yang
terjadi adalah kenyataan pahit, ialah kasih sayang beralih menjadi perbuatan
keji yang membuat anak menjadi trauma dan hilangnya percaya diri, serta
kehormatan sebagai seorang gadis yang seharusnya wajib menjalani pendidikan. Selain
itu, kasus pencabulan juga terjadi dari berbagai kalangan, seperti dalam keluarga
salah satunya kasus seorang ibu yang tega membiarkan anaknya disetubuhi oleh
suaminya bahkan sengaja di hadapannya langsung, seorang guru wanita mencabuli
siswanya, manusia mencabuli hewan, seorang pendidik menjadi pelaku seks yang
bukan sepantasnya, hingga berakhir kasus
pembunuhan dengan kondisi tragis, seperti menggorok leher, dan kekerasan fisik
lainnya. Maka semakin berkembangnya ilmu pengetahuan namun tak mengakhiri
tingkat kebodohan tersebut, bahkan menambah tidak mengurangi.
Bukankah itu merupakan perbuatan jahat dan memalukan, sangat
tragis bahkan kodrat manusia sudah tidak terlihat lagi. Dimana jati diri
sebagai manusia dengan di ciptakannya pikiran dan perasaan. Apakah kedua kunci
anugrah tuhan tersebut tidak dipergunakan untuk bertingkah laku layaknya manusia. Sungguh
zaman bukanlah hal yang dapat disalahkan, fenomena tersebut kembali pada
masyarakat itu sendiri untuk sadar dan memahami benar atau salah.
Apa yang salah pada masyarakat sehingga menimbulkan
perbuatan kejam dan memalukan tersebut? Apakah kurangnya jeratan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah kepada
pelaku kekerasan seksual? Apakah kurangnya pemberitaan tentang tindakan jahat
di media sosial yang seharusnya dapat dijadikan pelajaran? Apakah nurani sudah
kalah dalam menghadapi hawa nafsu yang semata-mata hanya mencari keuntungan
sementara? Sungguh pertanyaan tersebut merupakan hal yang di camkan untuk
dijawab dan mengapa tidak mampu ditanggapi dengan baik. Bukannya semakin
memperbaiki malah menciptakan perilaku keji.
Saat ini begitu besar pengaruh media sosial yang lebih tepatnya
menjadi acuan untuk masyarakat agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar
hukum. Ialah salah satunya melecehkan orang-orang yang tidak mampu untuk
melawan bahkan ancaman menjadi senjata apabila korban tidak berkehendak
memenuhi kebutuhan terlarang itu. Tetapi bukti nyata tidaklah sesuai yang
diharapkan. Bahkan tidak tanggung-tanggung kejahatan itu berulang-ulang lagi
terjadi.
Hal-hal tersebut bukan hanya menjadi tanggungjawab negara
dalam menegakkan keadilan bagi seluruh masyarakat, tetapi wajah-wajah yang
lebih harus ditonjolkan dalam berperan untuk menjaga tidak terjadinya tindakan buruk
tersebut adalah masyarakat itu sendiri. Pemerintah sudah melakukan kebijakan
dalam penanganan kasus-kasus tersebut. Namun, lagi-lagi ketergantungan bukanlah
terhadap pemerintah saja, masyarakat juga harus mampu menjaga untuk mencegah
terjadinya perbuatan yang sangat menyimpang tersebut. Banyak hal yang dapat di lakukan
untuk menjauhi perbuatan-perbuatan merusak itu. Contonya, (1) Menghilangkan
kebiasaan bahkan jangan pernah sekalipun mencoba untuk menonton konten-konten
yang berbau porno, (2) Melakukan aktivitas yang membuat pikiran lebih menuju
untuk fokus dan mampu meningkatkan intelektual, atau pendapatan, (3) Membiasakan diri untuk tetap menjaga nama
baik dengan cara mengindari hal-hal yang menjerumuskan dalam keburukan,
berusahalah menahan rasa untuk tidak mengikuti keinginan buruk dengan memahami
ilmu agama dan mengetahui resikonya, selanjutnya, (4) Bagi kaum perempuan untuk menjaga
penampilan dengan lebih sopan agar terhindar dari pandangan negatif sehingga
tidak terjadinya kasus-kasus pelecehan.
Maraknya kasus seks tragis yang berarti bahwa seksual
bukanlah lagi menjadi hal yang harus di jauhi, bahkan tindakan itu telah
melampau jauh dan menyiksa orang-orang yang seharusnya di sayangi, di lindungi,
hingga menuju sikap memalukan terhadap orang-orang yang bekerja dalam jaringan
sosialpun tidak segan-segan melakukannya. Kesadaran juga perlu kepada masyarakat
yang berpikir bahwa kekerasan seksual tidak hanya melanggar aturan negara,
tetapi juga melanggar bahkan menentang agama.
By: Damayanti
By: Damayanti
Fb&Ig: Damay
Ar-Rahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar