HIDUP HANYA
PERSINGGAHAN
Manusia diciptakan tidak lain, hanya
untuk beribadah kepada Allah swt. Bersujud dan menyembah hanya kepada-Nya.
Memohon ampunan serta meminta rezeki, keselamatan pada-Nya.
Manusia hidup didunia ini sebatang
kara. Maksudnya, tidak berbekal apapun tanpa Allah yang memberikan rezeki
setiap masing-masing makhluk. Semenjak dari alam Ruh, manusia telah dituliskan
takdirnya masing-masing, yaitu Jodoh, rezeki, pertemuan, dan kematian. Semua
makhluk akan kembali kepada Allah, tidak ada yang bisa lari dari kenyataan itu.
Allah mengatakan dalam (Q.S Al-Jumu’ah: 8) yang artinya “ katakanlah,
“sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemuimu.
Maka
dari itu, manusia harus mempersiapkan amal agar dapat menolongnya dari siksaan
api Neraka.
Jika kita melihat istana yang
megah, harta melimpah, kendaraan mahal, kekuasaan yang kuat, kepintaran, paras
yang menawan, keluarga, teman/sahabat, dan title penanda cerdas. Itu semua
merupakan kesenangan yang hanya berpihak selama di dunia. Kekayaan yang kita
kira segalanya, akan menjadi milik orang lain ketika kita meninggal dunia.
Kecuali amal, kebajikan, yang akan membawa kebahagiaan yang tiada
bandingan dengan kemewahan dunia yang dusta. Ketika seseorang memiliki
ketaqwaan dan iman yang kokoh apapun yang didapatnya di dunia akan dengan
tenang dihadapi karena yakin akan Allah yang memenuhi segala kebutuhannya.
Allah telah memberikan peringatan
kepada manusia agar takut kepada-Nya. Tetapi manusia masih tetap lalai dan
tidak memperdulikannya. Padahal kejadian orang terdahulu sangat menjadi bukti
bahwa kebenaran-Nya begitu nyata.
Seorang saleh berdiri di atas sebuah
pemakaman, dengan linangan air mata. Lalu berkata, “hai kematian apa yang kamu lakukan
terhadap para kekasih? apa yang kamu perbuat terhadap para sahabat?” Kemudian
dia menjawabnya.” Aku telah memakan kedua biji mata yang hitam, aku habiskan
semua bagian mata, aku gigit kedua bibir, aku potong kedua telinga, aku
pisahkan antara kedua telapak tangan dengan kedua pergelangan, lalu aku
pisahkan kedua pergelangan dengan kedua lengan, kedua lengan aku pisahkan
dengan lengan atas, aku pisahkan kedua lengan atas dengan kedua bahu, aku
pisahkan antara kedua telapak kaki dengan kedua mata kaki, aku pisahkan kedua
mata kaki dengan kedua betis, aku pisahkan kedua betis dengan kedua paha, dan
aku pisahkan antara kedua paha dengan kedua pinggul”.[1]
Betapa sakitnya kematian yang akan
datang. Bahkan Rasulullah saw yang dijamin masuk surga merasakan sakitnya
sakaratul maut, hingga malaikat sampai menangis. Apalagi kita manusia biasa. Tidakkah
kita takut dan merasa kotor dengan perbuatan tercela selama didunia, yaitu
berbohong, korupsi, mengunjing, tidak berlaku adil, durhaka pada orangtua, berkhianat,sombong,
dan lebih parahnya lagi syrik, dan lain sebagainya.
Semua dosa baik kecil maupun besar
akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Manusia akan kembali pada sang
pencipta. Adapun yang didahuluinya setelah kematian adalah alam kubur. Alam
yang gulita tiada tempat berpindah.
Apakah tidak pernah terbayangkan bagaimana
bila bertemu dengan kedua makhluk Allah yang bertanya apa saja yang telah
dilakukan semasa hidup di dunia, dan bagaimana masa muda yang digunakan.
Terutama pertanyaan yang khusus adalah shalat. Karena perbedaan kafir dan muslim
adalah shalatnya. Jika manusia tidak bisa menjawab pertanyaan itu, maka kayu/besi
membara panas, dan hewan ganas, akan dirasakan oleh penghuni kubur. Kulitnya hancur
dan menjerit karena tidak tahan.
Kematian tidak mengenal waktu.
Kematian datang bisa terjadi pada waktu pagi dan petang . Allah mengatakan
dalam ( Q.S An-Nisa: 78) “Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan
kamu, kendatipun kamu berada dalam benteng
yang tinggi dan kokoh. Maka dari itu ingatlah selalu kematian, akan
menemui kita dimanapun posisi kita, baik itu sedang beraktifitas, tidur dan
lainnya.
Maka beruntunglah bagi mereka yang
beriman dan beribadah dengan ikhlas kepada Allah. Mampu menjawab pertanyaan di
alam kubur. Dan merekalah yang tersenyum karena mereka kekal di surga. Melalui
amalan yang tidak pernah lalai dan ditinggalkan. Perbuatan baik dan perkataan
mulia selalu terucap. Hatinya selalu bergetar ketika disebut nama Allah. Itulah
orang yang akan kembali dengan kedamaian, tentram dan bahagia.
Orang beriman takkan pernah
menjadikan kehidupan dunia paling terbaik. Kehidupan dunia baginya hanya persinggahan
ataupun perantara seorang pengembara untuk menuju kehidupan yang kekal
(Akhirat).
Semua makhluk yang ada didunia, akan
pulang ke Rahmatullah. Tiada yang dapat menyangkal waktu kematian, jika Allah
telah menetapkannya maka berakhirlah semua. Agar kita mendapatkan kebahagiaan
di dunia dan akhirat marilah laksanakan perintah Allah.
Semoga tulisan ini memberikan
manfaat yang akan merubah kita menjadi manusia yang berarti dalam kehidupan
yang sementara.
*ESAI TERPILIH DALAM
LOMBA MENULIS ESAI OLEH JEJAK PUBLISHER*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar