Damayanti
SEBUAH
KATA
Akulah sebuah sayap
Yang perlahan-lahan bulunya terlepas
Berhamburan di terpa dan di hempas
Dalam limbubu penantian
Akulah malam
Malam yang tak dirindu petang
Yang tidak dijemput bintang
Tiada dilingkari gemilang yang mempunyai ribuan pelita
Akulah sang daun
Terbang bersama diam dan menjauh
Membunuh musim-musim
Memangsikan harapan yang tak kunjung sampai
Cukup waktu bersaksi disegala duka
Disetiap wajah membisu buta
Meralat segala kata tak bertuju jua
Memerangkap di jurang lara
Medan, 11
Oktober 2017
Damayanti
MALAM
BERSAMA-Nya
Tubuhku menjelma dalam bayang semu
Mataku terpejam hanya kuasa rindu
Retina itu menyentuhku saat malam memanggil
Yang sempat mengukir lisan berseru
Suara menggelombang merasuk hingga jantungku
Yang menjadi detakan bersyarat haru
Menjadikan haluan bersuara merdu
Melepaskan energi saat kuterjaga saat itu
Buaian mulai membelah
Serasa mata dikala terbang, pada butir-butir waktu
terpendam
Disertai lukisan binara Mekah menjajah sajadah
Terpesona tak ada nista meruak
Apabila tanganku tak sempat bersua pada sebait
aksara
Maka akan kubawa rahasia hati tetap saja pada-Nya
Malam yang berdiri disepertiga malam
Kujunjung nilai abadi, selalu tentram bahagia
Puisi di atas terdapat dalam buku (Aksara Kerinduan) Damayanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar