Kamis, 13 Desember 2018

Puisi buku Aksara Kerinduan


Damayanti
SEBUAH KATA

Akulah sebuah sayap
Yang perlahan-lahan bulunya terlepas
Berhamburan di terpa dan di hempas
Dalam limbubu penantian

Akulah malam
Malam yang tak dirindu petang
Yang tidak dijemput bintang
Tiada dilingkari gemilang yang mempunyai ribuan pelita

Akulah sang daun
Terbang bersama diam dan  menjauh
Membunuh musim-musim
Memangsikan harapan yang tak kunjung sampai

Cukup waktu bersaksi disegala duka
Disetiap wajah membisu buta
Meralat segala kata tak bertuju jua
Memerangkap di jurang lara

Medan, 11 Oktober 2017



Damayanti
MALAM BERSAMA-Nya

Tubuhku menjelma dalam bayang semu
Mataku terpejam hanya kuasa rindu
Retina itu menyentuhku saat malam memanggil
Yang sempat mengukir lisan berseru

Suara menggelombang merasuk hingga jantungku
Yang menjadi detakan bersyarat haru
Menjadikan haluan bersuara merdu
Melepaskan energi saat kuterjaga saat itu

Buaian mulai membelah
Serasa mata dikala terbang, pada butir-butir waktu terpendam
Disertai lukisan binara Mekah menjajah sajadah
Terpesona tak ada nista meruak

Apabila tanganku tak sempat bersua pada sebait aksara
Maka akan kubawa rahasia hati tetap saja pada-Nya
Malam yang berdiri disepertiga  malam
Kujunjung nilai abadi, selalu tentram bahagia




Puisi di atas terdapat dalam buku (Aksara Kerinduan) Damayanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar